Minggu, 03 Mei 2015

Apakah Mereka Benar-benar Romantis?




“I love you as certain dark things are to be loved,

in secret, between the shadow and the soul.”
–“Sonnett XVII,” by Pablo Neruda


Empat lelaki di samping saya itu berprofesi sebagai penulis. saya tak perlu menyebutkan satu per satu nama mereka. Tulisan mereka hampir seluruhnya romantis dan di-publish di berbagai media. Apakah dalam kehidupannya, mereka romantis terhadap pasangannya? Saya tidak tahu pasti. Yang saya tahu adalah penulis yang menuangkan keromantisan, hanya sekali -dua kali, malah tidak pernah merasakan hal-hal romantis dalam perjalanan hidupnya. Sehingga, kepala mereka penuh ilusi romansa yang meledak-ledak. Atau di ingatan mereka masih terngiang-ngiang hal-hal romantis bersama mantan pasangannya. Bisa jadi, pasangannya itu tidak lagi romantis. Mungkin juga, penulisnya yang sudah lama tak mengangkat hal romantis di kehidupannya yang sekarang. Ini semua memang hanya 'barangkali'.



Saya masih ingat ucapan seorang hakim - yang saya lupa namanya - pernah mengatakan, "Jangan menilai seseorang di saat menilainya. Penilaian itu harus ada rekam jejak." Saya langsung bertanya, "maksudnya?" Dia pun menjelaskan, menilai orang itu, jangan pada saat itu saja, kamu harus lihat bagaimana dia dulu. Ya, rekam jejak. Rekam itu berarti perjalananya di masa lalu dan masa sekarang. Bukan juga menilai masa depannya. Karena orang itu bisa berubah. Aha...

Orang bisa berubah. Saya pun berubah. Apa pun perubahan yang saya alami, tidak dibahas di tulisan ini. Yang saya ambil adalah makna dan hikmahnya. Orang boleh saja berubah, terpenting dia sadar, perubahannya itu ke arah yang lebih baik atau ke arah yang lebih buruk. 

Kembali ke soal penuli dan romantisme-nya dalam tulisan, rasanya mustahil bila mereka tidak pernah sekali pun merasakan romansa dalam kehidupannya. Setidaknya satu atau dua kali, mereka pernah merasakannya. Hanya saja romansa itu terus melekat di kepala mereka dan secara sengaja, mereka menambahkannya. Jadilah sebuah tulisan romansa. 

Tapi, jika menyaksikan orang dan para pasangannya, hampir semuanya memiliki sifat dan perilaku romantis. Misalnya, si A pernah mengatakan, "Kalau aku sering WhatsApps kamu, berarti sesering itu juga aku ingat kamu." Ini hanya satu kalimat dan satu kali diucapkan selama berpasangan dengan seseorang sahabat saya. Lainnya, seperti perilaku dan ucapan, pasangannya itu tidak mempunyai unsur-unsur romantisme. Lalu, pasangan bernama si B, suka mengenduskan hidungnya saat melarang hal-hal yang tidak baik. Dan ini membuat pasangannya itu tunduk dan kian menaruh hati, meski hanya itu hal romantis yang dilakukan pasangannya terhadap dia. Bisa saja, perpaduan romantisme dari kedua mantan pasangannya itu, digabungkan, kemudian dituangkan ke dalam tulisan. Kemungkinan, di benak orang ini pernah terlintas, "seandainya mereka 'satu'". 

Tulisan ini terkesan ambigu, perumpamaan atau apalah. Namun, semua yang tertulis di atas adalah FAKTA. Realita tidak pernah bohong, kan?
Bisa jadi ini bilik nyata dari keempat penulis itu, bisa juga tidak. Pastinya, tidak ada hubungan sama sekali dengan mereka, karena manusia yang berprofesi penulis dan bergender pria, bukan hanya mereka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar